Minggu, 30 September 2018

Mengajarkan Kendali Diri pada Anak

Tulisan berikut sebenarnya bukan tulisan original saya. Tulisan ini di buat oleh saudari Widianingsih Idey Widia. Untuk menjawab pertanyaan orang tua "Bagaimana cara mengajarkan kendali diri pada anak?" Di forum FORKASI Bandung. Berikut tulisan lengkapnya.

***
Sumber: WikiHow
***

Pernah malu dilihat orang banyak karena anak menangis kencang di supermarket? Apa yang biasa dilakukan oleh orangtua kebanyakan? Membelikan semua keinginan anak daripada sakit telinga mendengar jeritan anak dan malu dilihat berpuluh pasang mata. Begitu bukan?

Nah, kalau masih kecil tangisan dan rengekannya masih menggemaskan. Keinginannya pun masih sangat sederhana, kalau tidak mainan ya makanan ringan. Bagaimana jika sejak kecil hal ini dibiarkan? Tentu itu akan menjadi pola, dia sulit diatur bahkan cenderung mendominasi orangtua agar keinginannya selalu dipenuhi. Ini bahaya jika dibiarkan sampai dewasa. Kelak saat dewasa sudah tak menggemaskan, keinginannya pun sudah tak sederhana lagi.

Hal diatas adalah kerja executive function, yakni kendali diri. Menurut para ahli kendali diri ini bisa genetik bisa pula dibangun. Sama seperti otot semakin sering dilatih maka otot-otot akan semakin terbentuk dan semakin terampil.

Bagaimana Kendali diri ini dibangun di sekolah kami? Tak ada mata pelajaran khusus yang membahas tentang Kendali diri ini. Namun sejak anak datang sampai pulang program kendali diri ini dilatihkan. Contoh saat snack pagi, makan buah. Kami buat prosedur makan.  Pertama alat makan bergerak, sampai tuntas semua anak memegang alat makan. Kedua, guru memodelkan mengambil buah pepaya sebanyak 10 potong. Setelah guru tuntas kemudian wadah pepaya akan digerakkan kepada anak lain, begitu seterusnya sampai semua tuntas. Ketiga, anak membaca do'a sebelum makan setelah semua anak mendapatkan 10 potong pepaya. Jadi walaupun dia anak pertama yang mendapatkan jatah pepaya, dia tidak memakan pepayanya sebelum semua teman mendapatkan jatah.

Walau sudah siap disantap, dia harus bersabar menunggu waktu makan tiba. Anak belajar menunda kepuasan. Ini bukan hal mudah bagi anak usia dini. Namun jika terus menerus hal seperti ini dibiasakan tentu akan menjadi pola. 

Banyak kegiatan yang membangun kendali diri ini dibiasakan di sekolah kami. Harapannya kelak saat dewasa mereka mampu mengendalikan dirinya. Sebab musuh terbesar itu melawan diri sendiri. Memprioritaskan kebutuhan diatas keinginan. Membuat lingkungan nyaman dengan keberadaan dirinya. Mampu memimpin dirinya dan orang lain. Begitulah setiap hari kegiatan di sekolah kami. Nampak sepele namun dampaknya sangat besar dikemudian hari.

Kendali diri ini kerja executive function di otak pusat berpikir atau Human Brain. Human Brain ini dibangun sejak bayi lahir. Bagaimana membangun kendali diri pada orang dewasa? Saat dewasa otak kita sudah jadi. Maksudnya sambungan antar sel otak sudah terbangun. Butuh kerja keras untuk orang dewasa melatih kendali diri ini. Berbeda dengan melatih anak.

Namun demikian, otak punya sifat Neuroplastisitas. Bagian yang sering dilatih itu akan makin canggih Semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, selalu bersyukur dan bersabar dalam setiap keadaan, berpikir positif pada semua kejadian, ini juga bisa melatih kendali diri.

***
Bandung, 
30 September '18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar